Bima.Realnews.id - Di Era digital tidak sedikit orang mampu mengkoreksi atas apa yang di sampaikan oleh orang lain, bahkan tidak tanggung - tanggung kritikan itu ditulis secara gamblang pada akun FB seseorang, hal ini terbukti dilakukan oleh akun Face Book Mahdin Jr. Yang diunggah melalui akun pribadinya di Face Book tertanggal 13 April 2020 sekitar pukul 10.56 wita.
Dalam tulisannya Mahdin jr memberikan kritikan pedas diantaranya tentang membuat surat menyurat, agar tidak di tertawai.
Menurut Mahdin Jr. BPD harus banyak belajar dan terus belajar agar BPD Simpasai mampu membuat terobosan terobosan baru dalam berinovasi, hal ini diungkapkannya agar Simpasai menjadi lebih maju
" Selama ini BPD kita terlena dengan berita dan tulisan dalam bentuk sanjungan sehingga mendorong nalurinya untuk membuat surat-surat BPD dengan mengikuti imajinasi dan pikiran yang melayang-layang ke awan, Inilah yang tidak kita inginkan, hingga menjadi bahan tertawaan orang.
Apalgi surat-surat itu tembusannya di tujukan kepada Camat, Kadis, Bupati, dibaca oleh para staf dan kasi, lalu di posting di medsos hingga menjadi bahan tertawaan orang awam serta kaum intelektual ketika di koreksi.
Ingat, Simpasai adalah desa dengan penduduk terbanyak di Kecamatan Monta dan di huni oleh kaum terpandang secara intelektual dan di kenal luas.
Yang di kritisi boleh merasa diri di ditelanjangi tetapi harus mau dan mampu membungkus diri dengan terobosan dan inovasi.
Tujuan kita adalah itu, terobosan dan inovasi.
Setiap saya memberikan kritikan tidak pernah tanpa solusi meski hanya dalam satu kata yakni "belajar".
Terlalu berlebihan jika solusi yang di tawarkan harus di suap seperti nasi bungkus yang di jual di pasar.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa yang kurang dari cara BPD kita berlembaga
Tidak ada yang kurang, akan tetapi justru terlalu berlebihan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Inilah yang harus di koreksi dalam BPD berlembaga.
Di awal pelantikan, BPD selalu berbicara atas nama pemerintahan desa, padahal domainnya adalah sebagai BPD, kan rancu.
Ketika BPD berbicara atas nama pemerintahan desa artinya BPD juga berbicara atas nama kepala desa.
Padahal, antara BPD dan Kepala Desa punya tugas dan fungsi yang berbeda, dan tidak boleh berbicara saling atas nama.
Karena rumusnya, Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD.
Itu salah satu contoh lain, dari sesuatu yang harus di koreksi dari cara BPD kita berlembaga.
Artinya, kita ingin melihat BPD tampil dengan gagah dan membanggakan desa kita".
Selain itu dalam kolom komentar ditanggapi langsung oleh Akun FB Kader Jaelani yang selaku ketua BPD Desa Simpasai menyatakan
1. BPD Desa Simpasai bukanlah Lembaga yang Alergi terhadap Kritikan (Otokritik)
2. Kami akan menerima, menampung dan mengolah setiap Kritikan sebagai upaya perbaikan tata kelola kinerja kedepannya.
3. Selain melalui medsos saya selaku Ketua BPD Desa Simpasai berharap agar kritikan tersebut disampaikan secara langsung di Sekretariat BPD Desa Simpasai supaya kami bisa mencatatnya.
4. Jangan hanya beberapa hari atau beberapa bulan kritikan tersebut ditujukan kepada BPD Desa Simpasai tapi kalaupun bisa sampai akhir masa jabatan BPD yang sekarang. Begitu tulisannya yang terkesan menantang atas kritikan mahdin Jr.
Selain menanggapi kritikan itu, Kader Jailani, saat dikonfirmasi oleh wartawan media melalui Whatsapp berharap agar Mahdin jr, "Yang katanya memiliki kemampuan untuk membuat surat- surat resmi/Formal bersedia untuk menjadi staf administrasi BPD Desa Simpasai, hitung-hitung turut berkontribusi. Harapnya.
Sementara hingga berita ini di publikasikan, seorang mahdin jr belum membuka whatsappnya guna mengkonfirmasi tanggapannya.
Pantau wartawan media ini pada akun fb Mahdin jr. Hingga saat ini, dari tulisan yang disampaikan oleh Mahdin jr ada 26 yang memberi jempol dan 18 komentar. ( Rn01).
COMMENTS